Ada sebuah prinsip motivasi yang saya sukai yakni, “Buatlah dirimu jauh lebih besar dari masalahmu!”. Untuk itulah, saya ingin memulai dari kisah motivasional yang luar biasa tentang usaha Sir Edmund Hillary untuk menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia.
Konon, kabarnya pada 1952, Sir Edmund Hillary dengan
timnya telah mencoba mendaki puncak tertinggi di dunia. Namun, hasilnya
nihil alias gagal. Bagaimanapun juga usaha pendakiannya tersebut tetap
amat dikagumi. Hingga akhirnya, beberapa minggu setelah kegagalannya,
Sir Edmund Hillary diminta untuk memberikan inspirasinya mengenai
usahanya di sebuah komunitas di Inggris.
Pada hari itu, ketika tiba giliran Sir Edmund Hillary untuk berbicara,
tepukan tangan meriah mengiringi. Namun, Sir Edmund Hllary kemudian
mengejutkan hadirin yang ada di situ, karena dia berdiri jauh-jauh dan
menunjuk pada gambar gunung yang ada di latar belakang podium.
Lantas dengan lantang Sir Edmund Hillary berseru, “Mount Everest,
kamu mengalahkan saya pertama kali. Tapi, lain kali saya akan
mengalahkanmu karena kamu sendiri sudah berhenti bertumbuh tetapi saya
sendiri….masih akan terus bertumbuh”.
Akhirnya, benar juga. Pada tahun berikutnya, tepatnya tanggal 29 Mei
1953, Sir Edmund Hillary bersama dengan Tanzing Norgay menjadi dua orang
manusia pertama yang sampai di puncak gunung itu.
Bagaikan latihan beban
Kisah inspiratif Sir Edmund Hillary tersebut mengingatkan kita bahwa
pada prinsipnya hidup itu seperti kita sedang latihan mengangkat beban.
Pada suatu ketika, kita akan terhenti di suatu beban yang kita tidak
mampu mengangkatnya.
Mereka yang berhasil adalah yang tidak pernah menyerah dengan beban
tersebut. Langkah berikutnya yang mereka lakukan adalah secara rutin
mereka mengembangkan otot-otot mereka. Mereka makan makanan dengan
nutrisi tinggi.
Mereka berlatih, mereka minta saran dari yang mampu mengangkat beban
tersebut bahkan mencontoh dari mereka. Setelah sekian lama berlatih,
akhirnya tibalah saatnya latihan mereka diujicobakan dan, ternyata
mereka mampu mengangkatnya!
Albert Eistein ketika ia mengatakan, “Suatu masalah yang kamu hadapi saat ini, tidak bisa dipecahkan dengan level berpikir yang sama seperti sekarang”.
Saya pun teringat saat seorang pebisnis berbincang-bincang dengan saya dan berkeluh kesah, “Pak
Anthony, sudah tiga tahun bisnis saya sepertinya mengalami stagnasi.
Jalan di tempat dan profitnya dari tahun ke tahun ya sama saja”.
Maka, saran sederhana yang saya berikan kepadanya adalah menyuruhnya
untuk mengembangkan dirinya, belajar serta menggunakan pendekatan baru
sehingga dia bisa punya ‘level ‘ yang berbeda untuk mengembangkan bisnisnya.
Menariknya, kasus semacam ini bukan hanya dialami oleh si pebisnis ini
saja tetapi juga pada sebagian besar orang dalam hidup mereka. Banyak di
antara kita yang seakan-akan berjalan di tempat.
Mereka mengharapkan dan mengimpikan hasil yang lebih baik tetapi,
kenyataannya mereka hanya berjalan di tempat dan tidak mengalami
perkembangan. Masalah sederhana, mereka mulai terjebak dalam pertumbuhan
dan kemampuan yang sama, tindakan yang sama, dan sebagai akibatnya,
hasil yang mereka peroleh pun menjadi sama saja.
Berlatih dan bayar ongkosnya
Ketika pertumbuhan kita mengalami stagnasi dan hasilnya begitu-begitu
saja, tidak seperti yang kita mpikan, maka itulah alarm supaya kita mau
berbenah dan mengembangkan diri kita. Suatu impian dan cita-cita tinggi,
tidak mungkin terwujud kalau kita tidak mengembangkan kapasitas kita
untuk mendukungnya.
Andaikan saja, Sir Edmund Hillary hanya bercita-cita mencapai puncak
tertinggi di dunia tetapi tidak mulai berlatih dan mempersiapkan
dirinya, maka tindaklah mungkin di ahin 1953 ia akan mampu menaklukkan
puncak tertinggi itu.
Saya pun teringat kisah dahsyat dari Bruce Jenner, mantan
atlet pemecah rekor Olimpiade 1976, yang sekarang banyak muncul di TV
dalam acara keluarga Kardashian, karena menajadi ayah tirinya Kim
Kardashian. Diceritakan bagaimana pada 1972, dia hanya mendapat juara
ke-10 di acara Olimpiade 1972 di Munich.
Saat itulah, dia berjanji pada dirinya. Di kejuaraan berikutnya, dia mau
menjadi pemenangnya. Maka, mulailah setiap hari selama empat tahun
diceritakan bagaimana Bruce Jenner berlatih hampir 7 hingga 8 jam sehari
tanpa ada waktu istirahat termasuk minggu. Akhirnya,tibalah hari dimana
kemampuan diuji pada 1976 di Olimpiade di Toronto. Hasilnya? Bruce
Jenner keluar dengan medali emasi untuk Decatlon.
Bayangkan, saat mengenang momen itu, Bruce Jenner berkisah, “Saat
saya datang dan berlomba, tidak ada yang mengenal bahkan menjabat
tanganku. Bahkan, melihatku pun tidak. Tapi, ketika saya keluar dengan
medali emas, semua tangan berebut menyalamiku dan orang-orang berebutan
meminta tanda tanganku. Semua latihan dan pengorbanan yang saya lakukan,
tidak sia-sia!”
Memang itulah, buah dari pengorbanan dan ongkos yang dibayar oleh si
Bruce Jenner. Yang namanya medali emas, tetap akan ada disana dan tetap
diperlombakan. Tetapi, Bruce Jenner tahu bahwa jika dirinya ingin
mendapatkan medali emas tersebut, dia tidak boleh lagi berlatih dengan
cara yang sama.
Makanya, dia pun mulai berlatih dengan begitu giat selama 4 tahun
lamanya. Dia mengembangkan dirinya dan mengembangkan kemampuannya.
Ujung-ujungnya, ia memperoleh medali emasnya!
Bagaimana membuat dirimu lebih besar?
Kita perlu ingat selalu kalimat Albert Eistein bahwa kita harus membuat
diri kita bisa berada di level yang berikutnya agar mampu mengatasi
masalah yang kita hadapi saat ini. Bagaimana caranya agar kita bisa
mengembangkan diri kita ke level berikutnya? Ada berbagai hal yang bisa
kita lakukan!
Pertama, perhatikan mereka yang telah sampai ke level yang Anda idam-idankan.
Cobalah perhatikan apa yang sesungguhnya mereka lakukan. Lantas,
bertanyalah pula bagaimana Anda bisa mulai melakukan apa yang telah
mereka lakukan.
Banyak klub sepak bola maupun klub olah raga yang melakukan langkah
seperti ini. Bagaimana caranya membawa pemain mereka ke level yang
berikutnya? Salah satunya dengan cara mendatangkan ataupun membeli
pelatih dari klub yang telah ternama untuk menciptakan mind set ataupun
kebiasaan yang dilakukan oleh tim-tim dunia, dengan demikianlah maka
mereka berharap bisa membawa diri mereka ke level berikutnya.
Kedua, akuilah bahwa cara yang lama tidak lagi akan membawa Anda kemana-mana. Ada sebuah pepatah bagus yang mengatakan, “What Bring You Here, Will No Bring You There!” (Apa yang membawamu sampai kesini, tidak lagi akan membawamu ke sana).
Maka, akuilah cara sekarang bagus untuk tantangan masa lalu tetapi
mungkin tidak lagi akan pas untuk tantangan berikutnya. Karena itulah
caranya harus Anda ubah. Berpikirlah keras untuk mengubah dan
mengembangkan dirimu agar dirimu bisa makin berkembang dengan cara-cara
dan metode yang baru. Beranikanlah diri Anda pula untuk mencoba cara
maupun teknik yang baru.
Ketiga, bayarlah ongkos sekolah. Terkadang, Anda harus
belajar dari ahlinya, supaya Anda bisa berkembang menjadi lebih baik.
Karena itulah, maka janganlah pelit untuk mengembangkan diri Anda dengan
membayar uang sekolah, uang kursus ataupun unga pelatihan agar diri
Anda bisa semakin berkembang lebih besar dari masalah Anda.
Masalahnya, banyak orang yang terlalu pelit dan merasa enggan untuk
membayar ongkos sekolah ataupun training. Mereka merasa dirinya sudah
tahu dan paham. Padahal, dunia terus berkembang dan berubah. Nah,
saatnya Anda mengembangkan diri Anda jika tidak ingin terjebak dengan
hasil yang begitu-begitu saja.
Mengenai hal ini, sangat tepatlah kalimat yang diucapkan oleh si genius penerima hadiah Nobel,
0 komentar:
Posting Komentar